Detikinvestigasi.com.Lampung Timur.
Maradoni,S,Ap,Ketua ALTB Pertanyakan
arti dari Tasyakuran dua tahun usia kepemimpinan Dawam & Azwar,Yang di adakan di Rumah Dinas Bupati Lampung Timur,ditengah kondisi Lampung Timur saat ini.
“Kami dari ALTB menyoroti acara ulang tahun ke 2 kepemimpinan Dawam Rahardjo – Azwar Hadi,yang mana menurut kami Urgensinya dimana terkesan tidak ada rasa simpati dan empati terhadap rakyat yang saat ini dalam kesulitan,menurut informasi saat ini keuangan di KabupatenLampung Timur sedang bermasalah,mereka menghambur – hamburkan uang,sekali lagi dimana hati nurani,etika dan moralnya”, tegas Maradoni kepada awak media ini.(27/02/23).
Ia menjelaskan,” masih banyak PR (Pekerjaan Rumah) yang belum terselesaikan di Lamtim,terutama hak pamong desa di Lamtim sampai saat ini belum terbayar,ditambah lagi hak – hak para rekanan yang sudah melaksanakan kewajiban mereka membangun Lampung timur dalam pengadaan barang dan jasa tahun 2020 – 2021 retensi belum terbayar,baik itu Drainase dan Sumur Bor.
Kami berharap Jangan semena-mena harus dengan etika, dan moral yang bagus.Ini pejabat publik mempertontonkan kesenangan mereka,sementara mereka tidak mau tahu tentang sulitnya masyarakat untuk sekedar membeli beras,kalau Bupati Lamtim telah mampu menciptakan lapangan kerja dan memasukan investor suatu hal yang wajar, tapi bagi kami tak ada itu justeru yang terjadi ” Carut – marut” di kabupaten ini”,Kata Maradoni.
Mardoni juga menambahkan,”Yang ada stagnan pemerintahan dibawah kepemimpinan Dawam- dan Azwar Hadi,
Bahkan mengarah kepada kebangkrutan, ketidakmampuan MEREKA dalan tatakelola pemerintahan serta tatakelola anggaran.
UNTUK pengadaan barang dan jasa ditahun 2023 ini pihak PEMDA LAMTIM jangan latah karena kegiatan ditahun 2022 belum terselesaikan.
Malah DAWAM RAHARJO sibuk lagi kampanye terselubung lewat lagu sholawat untuk dipilih kembali untuk periode berikutnya.
Dengan membawakan lagu sholawat nabi Muhammad shalallahu alaihiwasallam sebagai tokoh panutan umat muslim demi kepentingan pribadinya, yang dinyanyikan bersama para biduan diatas panggung dengan menyawer masyarakat . Ujurnya.
Sekali lagi dimana Etika moralnya bahkan seperti tidak punya hati nurani atas penderitaan masyarakat,yg yatim,para janda jompo serta masyarakat yang dibawah garis kemiskinan. Bahkan kalau tidak mampu baiknya mundur saja,”tutup Mardoni.
(Helmi)