Detikinvestigasi.com.Namlea.Buru.
Kepala Desa merupakan satu sistim Pemerintahan terendah di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, Karena itu Kebijakan yang nantinya dilakukan seorang Kepala Desa, tidak terlepas dari Visi dan misi Pembangunan Nasional. Pernyataan itu disampaikan mantan Kepala Desa Waeleman, Gahtan Pattimura, S.Ag di Desa Waeleman Kecamatan Waelata Kabupaten Buru kepada BMN, Minggu (13/11/2022)
Gahtan menyebutkan,Dengan mengacu pada Intruksi Presiden nomor 4 tahun 2022 tentang percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim, dan peraturan menteri desa daerah tertinggal dan transmigrasi Nomor 21 tahun 2020 tentang pedoman umum pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa Yang memuat kebijakan strategis dan tahapan pencapaian SDGs desa sampai tahun 2030.
Beberapa aturan tersebut merupakan sebagian dari Visi dan Misi Gahtan apabila terpilih menjadi Kades difinitif, yang proses pemilihan serentak akan dilakukan pada, tanggal 6 November mendatang bersamaan dengan 41 desa lainnya.
Pria kelahiran tahun 1967 di Desa Latu pulau Seram ini mengambil suatu kesimpulan, apa yang diprogramkan Desa, harus setara dengan program pemerintah pusat sampai Pemerintah Daerah. Sedangkan misi yang akan dikembangkan kata Gahtan, sudah barang tentu kita melihat kebijakan yang mendorong terwujudnya pencapaian tujuan pembangunan Berkelanjutan di Desa untuk penanganan kemiskinan ekstrim
“Pertama kita lihat gambaran umum yang disampaikan, antara lain menyediakan dan mengelola data atau tujuan pembangunan berkelanjutan Desa untuk penanganan kemiskinan ekstrim ” tuturnya.
Yang kedua mewujudkan 18 tujuan pembangunan desa berkelanjutan, Yang ketiga, pemulihan Sosial Ekonomi dan peningkatan sumber daya manusia, ke Empat pemantapan ekonomi, penguatan sumber daya manusia dan lingkungan hidup, tata kelola pemerintahan desa yang efisien dan efektif dan terpelihara pada masyarakat desa, Kelima peningkatan kualitas ekonomi, pemanfaatan sumber daya alam dan infrastruktur, menjaga stabilitas politik dan keamanan didesa, dan Yang terakhir pertumbuhan ekonomi berkualitas
“Apa yang saya sampaikan ini sesuai dengan program yang dicanangkan pemerintah daerah dan ” kata Pria yang menyelesaikan studinya di STAIN Ternate jurusan Tarbiyah tahun 2002 ini
Pengalaman dalam bidang Pemerintahan, Gahtan pernah menjadi Kades definitif di Desa Waeleman sejak tahun 2013 hingga 2018. Tahun berikutnya, dipercayakan menjabat sebagai pejabat sementara pada Desa yang sama hingga bulan September 2022 lalu.
Gahtan yang memiliki 5 orang Putra dan putri ini harus mundur dari jabatannya sebagai penjabat Kades lantaran berproses dan mempersiapkan diri mengikuti pemilihan Kades serentak pada 41 Desa sekabupaten Buru 6 November mendatang.
Karier lainnya yang pernah digeluti oleh Gahta yakni pada Tahun tahun 1996 berprofesi sebagai tenaga pendidik. Riwayat Pendidikan Gahta menyelesaikan pendidikan pada SD Negeri Latu kecamatan Kairatu Kabupaten Maluku tengah / Kabupaten Seram Bagian Barat. Untuk tingkat SMP Negeri Rumahkay Kecamatan Kairatu Kabupaten Maluku tengah / Kabupaten Seram Bagian Barat dan SMA Negeri Tulehu tahun 1987. Selanjutnya Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama ( PGSLP ) di Ambon serta Kuliah D2 jurusan Tarbiyah Ternate ke STAIN selesai tahun 2002.
Gahta yang lahir tanggal 9 Oktober ini, selesai kuliah langsung kerja di perusahaan Triplek WWI di Desa Waenibe kabupaten Buru. Karena adanya dukungan dari masyarakat untuk terpilihnya Gahta sebagai Kades difinitif.
Adirocmad Suprapto salah seorang warga ketika dimintai pendapatnya tentang dukungan calon Kades, dirinya berpendapat kalau kades adalah jabatan Politik, apa yang saya lihat, Hal itu yang bisa saya sampaikan.
Adi menuturkan, kalau pembangunan dalam desa selama mantan Kades Gahtan menjabat, program pembangunan berjalan sesuai prosedur dan hasil pembangunan berubah dari pimpinan sebelumnya. “Dari sebelum beliau memimpin dan setelah beliau memimpin ada perbedaan dalam hal proses pembangunan di Desa dan kita tidak bisa pungkiri itu,” ungkap Adi
Menurut Adi, Sosok kepemimpinan beliau selama ini dalam pandangan saya sebagai masyarakat, semuanya berjalan dengan baik. Utamanya yang paling menonjol adalah penimbunan jalan dalam Desa.
” Jalan ini bila satu kali hujan saja, keringnya bisa 1 Minggu, dampaknya ke kita masyarakat terutama anak sekolah SMP dan SMA yang sekolah di luar desa. Tapi sekarang, keluhan itu perlahan mulai berubah” Akui Adi yang ditemui di kediamannya di Waeleman.
(Usman.T)