Detikinvestigasi.com.Lamteng.
Sosok Adjie Qodriansyah Subing, pemuda asal Kampung Terbanggi Besar, Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah ini berhasil membuat bangga Daerah asalnya.
Betapa tidak, sebelumnya ia tak pernah bermimpi bisa sekolah sampai ketingkat perguruan tinggi. Bahkan, bermimpi bisa sekolah ke Luar Negeri pun tidak. Namun, ia memiliki semangat dan tekad yang kuat, hingga berhasil sekolah di salah satu perguruan tinggi ternama di Paris Negara Prancis (France).
Ya, pemuda Indonesia yang sukses menjadi mahasiswa terbaik S-2 Universitas France ESH Ecole Superieure d’ Hotelleries jurusan Hospitality Management lulusan tahun 2015 ini mengatakan, sebelum beralih kedunia Coaching atau Mentoring, ia mengambil jurusan perhotelan dengan niat bisa bekerja dan membanggakan kedua orangtuanya.
Ia pun menceritakan awal dari kesuksesan karir itu. Saat menduduki bangku Sekolah Dasar Negeri (SD-N) 2 Bandarjaya, kehidupannya sangat prihatin, saat itu sang ibu pernah memasak sebutir telur yang kemudian dibagi enam dan dimakan bersama kakak dan keluarganya.
“Ya saat itu saya hanya mempunyai mimpi, sekolah yang rajin dan terus belajar dengan tujuan membuat bangga kedua orangtua,” kisahnya.
Saat beranjak remaja, ia pun bersekolah di SMP N 1 Terbanggibesar, dan lulus tahun 2007. Kemudian ia sempat membohongi orang tua bahwa ia tidak diterima di SMA N 1 Terbanggibesar, dengan tujuan agar bisa bersekolah di SMA N Bandar Lampung yang menjadi cita-cita nya.
“Yang saya pikirkan saya harus terus maju, dan bisa bersekolah keluar daerah. Pada akhirnya saya diterima di SMA YP Unila dan lulus tahun 2010,” ungkap anak dari pasangan Khairul Saleh dan Ratu Mustika.
Tak sampai disitu, ia pun berhasil mendapat beasiswa dan kuliah di Universitas Bakrie jurusan ilmu komunikasi S-1 di Kuningan Jakarta Selatan dan lulus pada tahun 2013.
Memiliki kepintaran dan tekad yang kuat, menjadi modal awal dirinya untuk terus bisa sekolah. Dan pada akhirnya, ia pun diterima di salah satu Perguruan Tinggi ternama di Prancis/France.
Setelah lulus dari Universitas France, ia bekerja di Hotel Rochester Paris, salah satu hotel bintang empat selama setahun. Kemudian ia menaikan karir nya kembali dan bekerja di Hotel la Reserve Paris France, yaitu hotel bintang lima ternama di Negara Paris Prancis.
Disela-sela ia bekerja, ia pun masuk kedunia traning pengembangan diri di Jakarta. Setelah ikut, ternyata banyak manfaat yang didapat dan mendasari arah hidup.
“Awalnya hanya ikut, curi-curi waktu saat bekerja, dan pada akhirnya saya pun tertarik dan menekuni dunia Coaching atau Mentoring, dari situlah lah saya berpikir untuk bisa mengabdi dan membanggakan daerah asalnya,” ujarnya.
Pada tahun 2018, ia pun sempat pulang ke Indonesia dengan misi mengaplikasikan ilmu yang telah didapat.
“Saya berpikir cukup untuk belajar dan mengaplikasikan apa yang telah didapat. Namun, disaat kepulangan saya ke Indonesia, saya pun sempat diterima disalah satu perusahaan Jones Lang LaSalle di Jakarta yang bergerak bidang building management selama setahun sampai tahun 2019,” tutur pria kelahiran Terbanggibesar 6 September 1992 ini.
Hingga pada akhirnya, Adjie pun mengambil keputusan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah ia pelajari ke organisasi, perusahaan, individual, instansi pemerintahan dan yang paling utama di Dunia Pendidikan.
Ia pun mengawali kariernya, ke salah satunya Universitas Telkom di Bandung, dan beberapa universitas di Jakarta, serta ke berbagai daerah lainnya seperti. Cirebon, Maluku serta Negara Singapura sebagai pembicara workshop materi tentang bagaimana menciptakan tujuan hidup pada acara body main soul festival.
“Disini, saya ingin memberikan metode pelatihan bagaimana dapat mengembangkan skill yang dimiliki, dan memperkuat kepercayaan diri dalam kehidupan. Pelatihan di Dunia Pendidikan itu sangat penting. Secara garis besarnya dapat mengembangkan Dunia Pendidikan dalam hal berkompetensi dengan cara memberikan motivasi dan semangat untuk mempunyai ilmu dengan terobosan dan pencapaian,” jelas pemuda yang juga menguasai Bahasa Jepang, Prancis dan Inggris ini.
Menurutnya, masih banyak anak-anak dipelosok yang belum bisa mengeyam pendidikan yang layak.
“Mereka ini adalah tonggak kepemimpinan Indonesia nantinya, dan saya tidak mau ada anak-anak yang susah dalam mengenyam pendidikan. Pemerintah, telah menyiapkan berbagai fasilitas melalui beasiswa dan lainnya. Yang kita tidak ketahui, diluar sana banyak institusi yang memberikan beasiswa,” tambahnya.
Caranya dengan, membuka wawasan guru dan nanti diharapkan bisa diterapkan ke anak didik dan orang tua.
“Coaching atau mentoring adalah sebuah metode pendampingan kepada seseorang untuk meraih apa yang diinginkan dalam hidupnya agar tujuan atau goal bisa tercapai, ini yang nanti akan saya berikan,” tuturnya.
Dia juga mengatakan bahwa kesempatan mendapatkan mentoring masih langka didapatkan oleh anak muda di Indonesia.
“Tidak semua anak muda Indonesia memiliki kesempatan untuk mendapatkan mentor. Padahal, kesempatan belajar langsung dari mentor akan sangat membuka wawasan dan cakrawala pikiran. Jika saya tidak memiliki mentor, pasti saya akan kehilangan begitu banyak kesempatan. saya berharap semakin banyak anak muda yang berpeluang mendapatkan bimbingan untuk hidup dan karir mereka, serta kesempatan lebih untuk sukses,” tutupnya.